Sejarah Publik Relation
Oleh : Putu Prihan Sastra Iswara
Di abad pertengahan, kehidupan masyarakat Eropa umumnya berada di bawah pengaruh gereja Katolik. Rakyat dikuasai oleh cita-cita universalisme. Kehidupan mereka terikat oleh tradisi turun temurun, sehingga pekerjaan pun dilakukan atas dasar kebiasaan. Misalnya, seorang anak tukang besi akan menjadi tukang besi pula kelak ketika dewasa seperti orang tuanya.Masa itu, orang tidak bekerja berdasarkan waktu, melainkan ilham. Jika tidak ada ilham, mereka tidak bekerja. Namun jika ada, mereka pun akan bekerja sebaik-baiknya. Hasilnya mempunyai nilai sangat tinggi. Pada jaman itu, mereka hidup dalam golongan-golongan yang dinamakan gilda. Setiap golongan menjamin kehidupan para anggotanya. Seseorang bekerja saat ada ilham, hasilnya diperuntukkan kepada golongannya. Jika ia tak bekerja karena tak ada ilham, maka ia hidup dari teman segolongannya.Namun kehidupan demikian mengalami perubahan karena munculnya pemerintahan kota. Para tukang melepas perkakasnya dan bekerja di pabrik-pabrik. Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan orang-orang lain di luar golongannya menggunakan peralatan yang disediakan majikan. Sejak itulah para tukang menjadi buruh. Mereka tak lagi bekerja berdasarkan ilham, melainkan menurut waktu yang ditentukan atau menurut barang yang akan dihasilkan.Para pemilik tanah telah “membeli” pemerintahan kota karena para penguasa feodal tak dapat membayarkan kembali bantuan yang mereka dapatkan dari pemilik tanah. Perdagangan dan perindutrian yang dijalankan kaum kapitalis tak lagi membuat barang berdasarkan pesanan, melainkan untuk pasar-pasar dalam jumlah yang besar. Pembuatan barang dalam jumlah besar ini menyebabkan biaya yang keluar mengecil dan melipat gandakan keuntungan.Kemajuan teknologi abad 15-18 mengakibatkan terpisahnya perniagaan dan industri. Bengkel tidak lagi berfungsi ganda sebagai toko, bengkel telah berubah menjadi pabrik. Buruh merupakan golongan yang harus tunduk kepada pemimpin pabrik dengan disiplinnya yang keras dengan jumlah pekerjaan yang harus disesuaikan dengan irama produksi. Maka timbullah dua kelas yang dipisahkan jurang kepentingan yang berlawanan. Kelas yang di atas adalah kapitalis borjuis. Di bagian bawah adalah para pekerja, yang saat itu tak punya pilihan melainkan kerja paksa.Ekspansi kaum kapitalis ke luar daerah dan negara lain telah merubah cara hidup masyarakat. Timbul individualisme, persaingan yang tajam dan kekompakan para buruh. Ini sejalan dengan sikap kontradiktif kedua kelas. Kapitalis menghendaki para pekerja bekerja dalam waktu selama mungkin dengan upah sesedikit mungkin; sementara pekerja ingin dapat upah sebesar mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.Di jaman gilda, orang menganggap semakin sedikit diketahui informasi mengenai suatu usaha, semakin baik. Namun di abad 20, muncul permusuhan terhadap kerahasiaan, perasaan tak peduli dan taktik-taktik yang tak mengenal belas kasihan dari monopoli yang kuat di bidang industri. Para pemimpin bisnis diserang oleh organisasi buruh dan organisasi kelas menengah, serta dicerca oleh pembuat keonaran. Pemimpin bisnis yang pekatelah semakin sadar akan kondisi kerja yang buruk, semangat pekerja yang rendah, dan metode bisnis yang serampangan.Perusahaan-perusahaan telah mulai menggunakan jasa orang khusus dan menyusun organisasi untuk memberikan informasi kepada publik mengenai kepentingannya. Suatu kegiatan, yang kemudian dinamakan sebagai public relations, yang sudah ada sejak lama.
Definisi public relation menurut para ahli
Betrand R. Canfield
Publik Relation adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijakan dan aturan seseorang atau organisasi demi kepentingan publik dan melaksanakan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan public.
Otin Baskin
Publik Relation adalah fungsi manajemen yang membantu meraih tujuan organisasi, merumuskan filosofi dan memperantarai perubahan organisasi. Praktisi PR berkomunikasi dengan seluruh publik internal dan eksternal yang terkait untuk membangun hubungan positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dan harapan masyarakat. Praktisi PR mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi dengan mendorong pertukaran pengaruh dan pengertian antara bagian-bagian pokok dan publik organisasi.
J.C.Seidel
Publik Relation adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari langganannya, pegawainya dan public umumnya kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.
W.Emerson Reck
Publik Relation adalah kelanjuatan dari proses penetapan kebikajsanan, penetuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Howard Bonham
Publik Relation adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian public yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan public terhadap seseorang atau suatu organisasi.
Tujuan :
Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan.
Fungsi :
• Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
• Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
• Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
Kesimpulan :
Dari kesimpulan diatas , dapat ditarik beberapa hal yang penting pada public relation. Diantaranya komunikasi,sikap, mengidentifikasi kebijakan atau aturan seseorang, dengan itikad yang baik, dan memperdalam kepercayaan public terhadap suatu organisasi.
Sumber :
http//THE MANAGEMENT LECTURE RESUME.com
Effendy, Onong U., Human Relations dan Public Relations, CV Mandar Maju, 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar