BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara pulau Bali memanjang dari barat ke timur dan mempunyai pantai sepanjang dibandingan kabupaten-kabupaten lainnya di Bali. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dibagian barat, laut Jawa/Bali dibagian utara, dengan Kabupaten Karangasem dibagian timur dan di sebelah Selatan berhadapan dengan 4 (empat) kabupaten yaitu : Badung, Gianyar, Bangli, dan Kabupaten Tabanan. Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang di bagian selatan, sedangkan di bagian utara merupakan dataran rendah. Di Kabupaten Buleleng juga terdapat gunung berapi dan tidak berapi. Gunung yang tertinggi adalah Gunung Tapak (1903 M) berada di Kecamatan Sukasada sementara yang paling rendah adalah gunung Jae (222 M) berada di wilayah Kecamatan Gerokgak. Selain itu di Kabupaten Buleleng terdapat dua buah danau yaitu Danau Tamblingan (110 hektar) berada di Kecamatan Banjar. Sedangkan Danau Buyan (360 hektar) terletak di Kecamatan Sukasada. Kabupaten Buleleng sangat cocok dijadikan pariwisata resort dengan keadaan georafisnya itu dan telah banyak fasilitas-fasilitas pariwisata yang dibangun di daerah wisata di Buleleng.
Desa Pancasari adalah salah satu desa yang ada di Kabupaten Buleleng dan merupakan pembatas antara Tabanan dengan Buleleng. Desa ini dikelilingi banyak pegunungan dan letaknya sangat strategis untuk resort dan wisata petualanan. Berada di ketinggian sekitar 1.250 meter diatas permukaan laut membuat suhu di desa ini selalu di bawah rata-rata suhu tubuh manusia, yaitu berkisar antara 18-24 derajat celcius.
Industri Perhotelan merupakan industri jasa bagian dari sebuah industri pariwisata yang memiliki produk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum dan industri ini yang sangat banyak terdapat disetiap daerah-daerah wisata. Desa Pancasari Kabupaten Buleleng merupakan salah satu contohnya, desa ini memiliki letak geografis yang sangat baik untuk wisata resort dan petualangan sehingga banyak wisatawan yang tertarik. Dari akomodasi, dapat dilihat saat ini telah banyak hotel-hotel yang ada di daerah tersebut dan hal ini tentunya menciptakan persaingan pasar yang ketat dan berlomba-lomba meningkatkan usaha untuk eksistensi produk masing-masing hotel.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Eksistensi Produk Di Hotel Puri Indah Bali?
2. Bagaimana Analisis Pasar Yang Diterapkan Oleh Pihak Manajemen Di Hotel Puri Indah Bali?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Eksistensi Produk Di Hotel Puri Indah Bali.
2. Untuk Mengetahui Analisis Pasar Yang Diterapkan Oleh Pihak Manajemen Di Hotel Puri Indah Bali.
1.4 Sistematika Pembahasan
Dalam laporan Penelitian Lapangan II kali ini, penulisan akan disusun dalam empat bab dan masing-masing bab akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika pembahasan, manfaat penelitian, dan metode penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan sebagai dasar pembahasan di Bab III. Beberapa pengertian yang disajikan antara lain pengertian pariwisata, pemasaran pariwisata, promosi, produk, price atau harga dan place atau tempat.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang temuan data yang diperoleh selama penelitian yang meliputi gambaran umum Hotel Puri Indah Bali, sejarah singkat Hotel Puri Indah Bali, eksistensi produk di Hotel Puri Indah Bali dan analisis pasar Hotel Puri Indah Bali.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan ditarik kesimpulan dari pembahasan sebelumnya, khususnya yang diuraikan pada Bab III. Selanjutnya, akan diberikan saran dan perbaikan apabila dibutuhkan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penulisan laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1.5.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang eksistensi produk di Hotel Puri Indah Bali dan analisis pasar Hotel Puri Indah Bali serta perbendaharaan tentang pemecahan masalah dengan acuan teori-teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dalam praktek dilapangan yang sesungguhnya.
1.5.2. Manfaat Praktis
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna menentukan kebijakan-kebijakan lebih lanjut oleh manajemen Hotel Puri Indah Bali.
Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya eksistensi produk dan analisis pasar untuk meningkatkan wisatawan yang berkunjung.
Bagi pemerintah, dapat memberikan tambahan pendapatan pemerintah melalui pajak dengan semakin sadar.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian, maka perlu dijelaskan definisi dari semua variabel yang ada dalam pembahasan yang akan dibahas adalah mengenai eksistensi produk dan analisis pasar. Yang dimaksud dengan eksistensi produk adalah keberadaan suatu produk yang dijual oleh suatu hotel didalam publik atau masyarakat luas dan analisis pasar adalah identifikasi dan studi tentang pasar untuk barang ekonomis dan jasa-jasa tertentu. Dalam menentukan eksis tidaknya produk di hotel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Persepsi Wisatawan
Persepsi wisatawan yang kami maksudkan dalam penelitian ini adalah pendapat dari wisatawan yang menginap untuk memberikan tanggapan tentang produk yang ada di hotel.
2. Analisis Pasar
Analisis Pasar dalam penelitian ini adalah identifikasi dan studi tentang pasar untuk barang ekonomis dan jasa-jasa tertentu. Unsur-unsur analisa pasar dari penilaian harus secara khusus behubungan dengan kondisi pasar terhadap properti yang diteliti.
1.6.2. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam penelitian data yang dipergunakan adalah data kualitatif yaitu data yang berupa informasi-informasi yang relevan, meliputi sejarah singkat hotel, gambaran umum hotel, informasi dari pihak manajemen mengenai eksistensi dan analisis produk hotel. Dalam hal ini data berupa data deskriptif, bukan angka.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang dipergunakan adalah :
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama di tempat penelitian melalui wawancara dengan pihak pengelola dan manajemen Hotel Puri Indah Bali.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan dari pihak pertama melainkan dari pihak tertentu ataupun sumber terkait, misalnya persepsi karyawan.
1.6.3. Cara Pengumpulan Data
Adapun data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara :
1. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti, kegiatan operasional sehari-hari dengan pencatatan dan dokumentasi foto di daerah penelitian.
2. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab langsung dengan pihak pengelola dan manajemen yang menangani kegiatan operasional di lapangan sehari-hari, serta pihak-pihak yng terkait dengan masalah yang akan dibahas, seperti pihak manajemen hotel.
3. Kepustakaan
Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya terkait dengan masalah yang diteliti pada beberapa laporan akhir, artikel, makalah dan jurnal, maupun buku-buku acuan tentang konsep-konsep yang menunjang dan relevan terkait dengan masalah yang diteliti.
1.6.4. Cara Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan responden adalah pihak pengelola dan manajemen Hotel Puri Indah Bali. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara :
1. Non Probability Purposive Sampling
Purposive Sampling yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan tertentu. Sampel diambil secara sengaja kepada orang yang dianggap mewakili dan memiliki kedalaman informasi serta mampu dan berkompeten dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah pihak manajemen dan pengelola Hotel Puri Indah Bali.
2. Accidental Sampling
Metode ini digunakan terhadap responden yang dimintai informasi diperoleh secara kebetulan tanpa suatu pertimbangan tertentu (Kusmayadi, 2000:141). Artinya siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti di lokasi penelitian dapat dipilih sebagai anggota sampel, yang diambil sebagai anggota sampel adalah karyawan Hotel Puri Indah Bali.
1.6.5. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah gambaran untuk data yang disusun secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Analisis ini digunakan untuk menguraikan informasi yang diperoleh dari pihak pengelola dan manajemen Hotel Puri Indah Bali. Data yang muncul dalam analisis ini lebih banyak berupa deskriptif yang diperkuat dengan keterangan lainnya yang mendukung kesimpulan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Dalam makalah yang dibuat oleh Adrian D. Hagijanto Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra, yang menjelaskan bahwa untuk menjadi Eksistensi suatu produk memiliki beberapa langkah atau cara yang harus dilakukan. Hal itu dilakukan untuk membuat produk yang akan atau yang telah dijual tetap berjalan secara berkelanjutkan.
Hal-hal yang dipehartikan dalam makalah ini adalah, Menciptakan Kesan Produk Dengan Citraan. Suatu produk tidak akan menjadi terkenal tanpa suatu pencitraan serta promosi yang baik, tetapi produk yang telah mempunyai nama pun harus bisa manjaga pencitraan agar produk tersebut tetap eksis di pasar.
Selanjutnya dalam makalah yang mengangkat tentang analisis pasar yang ditulis oleh Husain Heriyantom menjelaskan bahwa setiap barang dan jasa yang akan dijual kepada pasar lebih baik setiap produsen wajib menganalisis terdahulu. Sehingga produsen bisa memperkirakan laba-rugi, siapa saja para pesaingnnya bahkan bisa mengirakan berapa keuntungan yang akan didapat.
Bukan hanya itu, penulis juga menyarankan agar produsen memperhitungkan akan permintaan dan penawaran dari konsumen, hal itu juga bisa dilakukan dalam menganalisis pasar. Produsen harus bisa memperkirakan apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan penjualan produk.
2.2. Tinjuan Konsep
2.2.1. Tinjauan Tentang Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas pari yang artinya lengkap, banyak, berkali-kali, berputar-putar. Sedangkan kata wisata artinya perjalanan atau bepergian. Atas dasar itu, secara harfiah pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali atau berputar-putar dari satu tempat ke tempat lain (yoeti, 1993).
Selanjutnya, Hunziker dan Kraft menyatakan bahwa pariwisata adalah sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha mencari nafkah. Konsep ini dipakai dan diterima oleh anggapan umum di Eropa, yang telah dirumuskan oleh dua orang professor Swiss tersebut yang merupakan pakar ilmu pariwisata yang sangat terkenal. (Pendit,1980;29).
Sedangkan Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009, menyatakan bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
2.2.2. Tinjauan Tentang Pemasaran Pariwisata
Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok perusahaan di samping fungsi pokok lainnya yang digunakan oleh perusahaan di dalam perusahaan di dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan. Ada beberapa pendapat yang di kemukakan oleh para ahli mengenai pemasaran.
Philip Kotler (1997 : 6) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Basu Swastha dan Irawan menyatakan bahwa “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial”. (Swatha, 1997 : 5)
Menurut Salah Wahad (1997 : 10) batasan tentang pemasaran dalam pariwisata adalah “Suatu proses manajemen dengan nama organisasi kepariwisataan nasional atau perusahaan-perusahaan industri pariwisata untuk menentukan aktual dan potensial turis, mengadakan komunikasi dengan mereka untuk menentukan serta mempengaruhi keinginan, kebutuhan, motivasi, kesukaan, dan ketidaksukaan pada daerah-daerah lokal, regional, nasional dan internasional dan kemudian memuaskan serta menyesuaikan objek-objek pariwisata untuk mencapai kepuasan optimal para wisatawan dengan demikian tercapai tujuannya”.
Tujuan umum dari pemasaran pariwisata adalah memelihara keuntungan maksimal dalam jangka panjang, memperkuat market share, memperkuat kesan (image) sebagai “tourist receiving countries”. Sedangkan tujuan khususnya adalah menciptakan image daerah tujuan wisata di daerahnya sehingga lebih banyak mereka membelanjakan uang di tempat yang dikunjungi.
2.2.3. Tinjauan Tentang Promosi
Philip Kotler (1996 : 66) memberikan batasan tentang promosi sebagai berikut : “Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjualan dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku, yang semula tidak mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut”.
Sedangkan menurut Bell (dalam Swastha, 1997 : 349) menyatakan bahwa promosi adalah “Semua jenis kegiatan pemasaran yang di tujukan untuk mendorong permintaan”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas promosi menurut Basu Swastha dan Irawan (1997 : 378) adalah :
1. Penentuan Tujuan
Menentukan tujuan promosi merupakan langkah awal untuk kegiatan promosi. Kegiatan promosi berdasarkan pada tujuan untuk membantu, membujuk, dan mengingatkan.
2. Pasar yang dituju
Segmen pasar yang ingin dicapai harus dapat dibatasi menurut faktor demografis atau psikologis sehingga perusahaan dapat menentukan jenis promosi yang dilaksanakan dan media yang digunakan dimasing-masing segmen pasar.
3. Jumlah Dana
Perusahaan yang memiliki dana lebih besar untuk kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki dana terbatas, karena dana yang lebih besar dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
4. Berita yang digunakan
Ketepatan pemilikan berita untuk mencapai pasar yang dituju sehingga pembeli mengetahui keberadaan suatu produk atau jenis yang sesuai dengan keinginannya.
5. Promotion Mix
Kegiatan Promosi dapat terlaksana secara efektif bila kegiatan promosi tersebut tidak bertumpu pada suatu jenis kegiatan melainkan kombinasi kegiatan promosi yang dilaksanakan secara bersamaan.
6. Media yang digunakan
Setiap media yang ada memiliki kesan sendiri-sendiri bahkan sering mempengaruhi efektivitas beritanya.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi merupakan arus informasi untuk mengarahkan dan mendorong terjadinya permintaan dan pertukaran.
2.2.3.1. Pengertian Promotion Mix
Promotion Mix adalah kombinasi strategis yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan (Swastha, 1996:78). Jenis-jenis bauran promosi yang dapat dipergunakan dalam mempromosikan suatu produk antara lain :
a. Advertising (periklanan)
Soehardi Sigit (1994 : 55) memberikan definisi periklanan sebagai berikut:
Advertising adalah cara penyajian dengan cetakan, tulisan, kata-kata, gambar-gambar atau menggunakan orang, produk jasa yang dilakukan oleh suatu lembaga (perusahaan) dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian atau untuk memperoleh suara, dukungan, atau pendapatan.
b. Personel Selling (Penjualan secara langsung)
Basu Swastha (1996 : 260) menyatakan bahwa “Personal Selling merupakan interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak lain”.
c. Sales Promotion (Promosi Penjualan)
Menurut Stanton (1996 : 202) “Promosi penjualan adalan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen atau pedagang dengan menggerakkan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
d. Publicity (publisitas)
Stanton (1994 : 137) Memberikan definisi tentang publisitas yaitu “Usaha memacu permintaan secara non personal dan usaha ini tidak dibiayai oleh orang atau organisasi yang menarik yang memetik manfaat dari publikasi ini. Biasanya publisitas ini terbentuk memuji suatu produk jasa atau organisasi”
Dari beberapa jenis promotion mix di atas yang digunakan Hotel Puri Indah Bali adalah periklanan dan personal selling karena sebagian besar target pasarnya yaitu member.
2.2.4. Tinjauan Tentang Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan. Siswanto Sutojo mengemukakan bahwa (2005:78) ada beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi produk mereka.
Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya. Adapun faktor kedua adalah pengertian tentng hakekat produk di mata pembeli. Faktor ketiga adalah strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual, pada tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara keseluruhan. Adapun faktor keempat adalah titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk.
Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level. Level pertama adalah core product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar konsumen untuk membelinya. Contoh sederhana dari core product adalah pakaian, fungsinya dasarnya untuk melindungi tubuh manusia. Actual product adalah fitur-fitur yang ada pada produk untuk menambah nilainya. Misal desain yang menarik, nama merk, dan kemasan. Augmented product adalah tambahan manfaat-manfaat yang tidak terpikirkan oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka, seperti garansi.
Produk juga digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli barang secara umum. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sendiri disebut consumer product. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan organisasi atau bisnisnya disebut business atau industria product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk yang dibeli untuk dijual lagi.
Consumer product dibedakan menjadi empat yaitu : convinience product,shopping product, dan specialty product. Convinience product adalah produk yang sering dibeli langsung, harganya rendah, biasanya kegiatan promosi dilakukan melalui mass advertising. Shopping product adalah produk sekunder yang harganya lebih mahal daripada convenience product. Produk jenis ini digunakan untuk memenuhi kkebutuhan sekunder manusia. Dalam proses pembeliannya, orang memerlukan waktu untuk membandingkan baik dengan cara survey maupun tes. Unsought product adalah produk yang sering tidak terpikir untuk dibeli konsumen, contohnya asuransi, tanah kuburan, dan ensiklopedi. Barang industrial dibagi menjadi tiga golongan yaitu bahan baku dan bahan pembantu, bahan pendukung, dan barang modal.
Dari berbagai faktor yang diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi produk tingkat produk individual, tiga diantaranya perlu mendapat perhatian khusus. Ketiga faktor tersebut adalah atribut produk, penggunaan merek dagang, dan kemasan.
Sebagian besar perusahaan menghasilkan lebih dari satu seri produk. Tiap seri produk. Tiap seri produk seringkali terdiri lebih dari satu jenis produk. Sayangnya tidak semua seri dan jenis produk memberikan sumbangan hasil penjualan dan keuntungan yang sama.Oleh karena itu, pengelolaan tiap seri dan jenis produk juga tidak sama. Kapasitas produk menyumbang keuntungan ditentukan oleh jumlah satuan produk yang terjual tiap masa tertentu dan besarnya contribution margin. Contribution margin adalah selisih antara harga jual per satuan produk dan biaya variabelnya .
Karena berbagai macam alasan perusahaan dapat memutuskan memperluas usaha bisnisnya. Upaya perluasan bisnis tersebut dapt dilakukan dengan memproduksi produk baru dengan mutu, bentuk, ukuran dan harga yang lebih rendah dari produk lama. Strategi menambah jenis produk baru seperti ini disebut downward stretching yaitu memproduksi produk yang mutu, bentuk dan harganya lebih tinggi dari produk lama. Di samping itu perusahaan juga dapat memperluas usahanya dengan jalan product line-filling, yaitu menambah jenis produk bau pada seri-seri produk yang sudah berjalan.
Hal lain yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun produk adalah adanya kenyataan bahwa setiap jenis produk mempunyai siklus kehidupan yang terdiri dari empat tahap. Keempat, tahap pertumbuhan, tahap kematangan dan tahap penurunan. Masing-masing tahap siklus kehidupan produk memerlukan strategi pemasaran yang berbeda.
Definisi produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Pengembangan sebuah produk mengharuskan sebuah perusahaan manfaat-manfaat apa yang akan diiberikan oleh produk itu. Manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk .
2.2.5. Tinjauan Tentang Price
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
2.2.5.1. Tujuan Penetapan Harga
a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
b. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
c. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / ROI.
d. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
e. Mempertahankan Status Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
2.2.5.2. Metode Penetapan Harga Produk
a. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
b. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
c. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
2.2.6. Tinjauan Tentang Place
Place adalah tempat dimana produk itu akan dijual. Menempatkan produk berarti menyediakan produk pada tempat (pasar) yang tepat dan di waktu yang tepat pula. Strategi distribusi produk meliputi sejumlah keputusan seperti lokasi dan daerah toko, tingkat inventaris produk, lokasi ruang pajang produk, serta jenis pengiriman produk tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Hotel Puri Indah Bali
Hotel Puri Indah Bali adalah sebuah hotel yang dimana berada di daerah perbukitan dengan pemandangan danau buyan dan perkebunan strawberry milik masyarakat sekitar. Hotel Puri Indah Bali memiliki perbandingan 40:60, artinya 40 % bagian hotel ini merupakan bangunan, dan sisanya yaitu ruang terbuka hijau. Awalnya hotel ini memiliki 19 kamar berupa 15 kamar jenis Cottage dan 4 kamar jenis Condominium. Di tahun 2003 hotel ini menambah 2 unit kamar, dan pada tahun 2007, menambah 1 unit kamar lagi. Sehingga sekarang berjumlah 22 kamar.
Hotel ini memiliki 20 Pegawai Tetap. Di hotel ini terdapat 5 Departemen, yaitu House Keeping Department, Kitchen, Restaurant & Front Office Department, Engineering Department, Security Department, serta Driver Department. Sistem penggajian di hotel ini yaitu mengikuti Upah Minimum Kabupaten, dimana setiap masing-masing pegawai dinilai dengan penilaian sistem poin. Yang dimaksud system poin yaitu penilaian dari manager kepada seorang karyawannya berdasarkan loyalitas dan kinerja kerja mereka terhadap hotel.
3.2. Sejarah Hotel Puri Indah Bali
Di Jepang terdapat perusahaan Fuji Xerox, dimana para karyawannya yang menduduki jabatan tinggi seperti Komisaris dan Kepala Bagian yang sebentar lagi akan pensiun mulai memikirkan hari tua mereka nantinya. Mereka berencana untuk menghabiskan hari tua mereka di luar Jepang dengan cara berinvestasi untuk membangun hunian. Mereka pun mulai mencari negara manakah yang cocok untuk mereka tinggali nantinya, dimana tipe para orang tua di Jepang yaitu tidak suka panas, cenderung memilih pegunungan dibandingkan kota besar, suka golf, dan lebih memilih suasana untuk beristirahat. Negara-negara yang mereka singgahi adalah Thailand, Australia, Malaysia, dan Indonesia. Setelah mereka mengunjungi Indonesia, mereka memilih Bali lah yang akan mereka jadikan tempat menghabiskan hari tuanya kelak. Oleh karena itu mereka bersepakat untuk membangun hunian mereka itu di daerah Pancasari ini.
Awalnya mereka mencari perizinan untuk membangun hotel dan akhirnya mendapatkanlah izin untuk mendirikan bangunan hotel bintang dua. Hotel ini mulai berdiri tahun 2001 dan mulai beroperasi tahun 2002. Pada awal berdirinya, hanya terdapat 4 Member, dan setelah dibuka untuk umum pada tahun 2006, mulailah member bertambah menjadi 28 member. Sampai sekarang pun member terus bertambah menjadi 33 member. Dimana range usia para member ini berkisar antara 50-70 tahun.
3.3. Eksistensi Produk Hotel Puri Indah Bali
Puri indah bali hotel memiliki tanah seluas 2 (dua) Hektar. Dimana di dalamnya terdapat 22 Total Kamar, dengan 18 jenis Cottage dan 4 kamar jenis Kondominium. Walaupun memiliki 22 kamar, namun hotel ini hanya menyewakan 10 kamar Cottagenya saja kepada umum dan sisanya hanya kepada member. Luas untuk masing-masing kamar yaitu 99m2. Kamar Cottage berisi 2 Kamar tidur dengan Twin Bed, Ruang Tamu, Dapur, Kamar mandi dengan Bath tub. Sedangkan Condominum berisikan 2 Kamar tidur dengan Twin Bed, Ruang Tamu, Kamar mandi dengan Bath tub.
Hotel Puri Indah Bali ini memiliki beberapa produk yang ditawarkan kepada tamu yang menginap selain kamar yaitu diantaranya :
3.3.1. Restoran
Fasilitas yang diberikan hotel ini salah satunya yaitu restoran. Dimana di restoran ini pula lah terdapat meja receptionist serta proses check-in ataupun check-out berlangsung. Di restoran ini terdapat 8 meja makan, artinya restoran ini dapat menampung ± 32-40 orang tamu. Letak restoran ini berhimpitan dengan dapur dan souvenir shop. Menu-menu yang ditawarkan yaitu tidak didominasi masakan Jepang, melainkan berbagai masakan, baik Indonesian, Chinese, Western, dan Jepang itu sendiri.
Karena dari awal hotel ini dibangun dengan tujuan menjadi rumah kedua untuk para membernya, maka para member sering mengadakan acara tertentu di restoran ini. Misalnya, mereka mengadakan pesta bersama para staff hotel dan keluarganya, mendatangkan tari-tarian Bali, dimana para penarinya merupakan warga sekitaran hotel.
3.3.2. Hot Massage
Salah satu produk yang ditawarkan yaitu Hot Massage, artinya pemijatan yang dilakukan di atas karpet khusus dengan pengaturan suhu tertentu. Awalnya hotel ini tidak memiliki fasilitas ini, namun salah seorang staff memiliki keahlian ini dan pihak hotel mengizinkan, akhirnya program Hot Massage ini dapat berjalan sampai sekarang, namun kekurangan tenaga kerja terapis menjadi kendala yang ada di Hot Massage sehingga tidak menjadi salah satu prioritas dalam produk di hotel tersebut. Tetapi jika tamu atau member yang menginginkan Hot Massage, pihak hotel akan memberikan pelayanan.
3.3.3. Jacuzzi
Di karenakan letak geografis Pancasari yang berada di dataran tinggi,maka para tamu yang menginap di hotel ini membutuhkan pemandian air panas untuk menghangatkan tubuh mereka. Salah satu alternatifnya yaitu dengan penyediaan Jacuzzi di hotel ini. Kamar Jacuzzi pun dibagi menjadi 2 kamar, kamar Jacuzzi untuk lelaki serta kamar Jacuzzi untuk perempuan. Hal ini dibuat supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun tersedia Jacuzzi, hal ini tidak lantas memperlemah pelayanan air panas untuk masing-masing kamar.
3.3.4. Laundry Service
Hotel Puri Indah Bali meyediakan jasa pelayanan binatu atau yang disebut laundry service. Biaya-biaya juga telah disediakan pada tiap-tiap kamar tamu sehingga apabila tamu butuh jasa laundry hanya perlu menelepon saja.
3.3.5. Rent Car
Hotel Puri Indah Bali meyediakan jasa penyewaan mobil yang dimana akan diantarkan langsung oleh pihak hotel ke daerah-daerah wisata. Pihak hotel juga telah bekerja sama dalam acara tour yang diinginkan tamu seperti bekerjasama dengan Sobek dalam wisata arum jeram.
3.3.6. Paket Wisata
Puri Indah Bali Hotel menyediakan jasa paket wisata kepada para tamunya. Baik pilih rute sendiri, ataupun mengambil paket perjalanan yang disediakan hotel. Paket ini biasanya dihitung berdasarkan lama perjalanan dengan mobil yang disewakan oleh hotel.
Untuk menyelenggarakan paket wisata, pihak hotel biasanya bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Bali Handara, Sobek, Bali Fantasy, dll. Dengan Bali Handara misalnya, pihak hotel memberikan potongan untuk fasilitas golf apabila tamu menginap di Puri Indah Bali Hotel.
3.4. Analisis Pasar Di Hotel Puri Indah Bali
Hotel ini memiliki target pasar yaitu system membership. Membership ini dikhususkan bagi orang Jepang dengan range usia 50-70 tahun. Syarat untuk menjadi member yaitu membayar sebesar 7000.000 yen atau Rp 700.000.000,00 -. Uang tersebut dimaksudkan untuk pembangunan hotel serta pemeliharaan secara berkala. Selain membayar Tujuh Juta Yen, mereka juga diwajibkan untuk membayar biaya sewa kamar hotel pada saat mereka datang untuk menginap. Adapun beberapa keuntungan yang akan didapatkan apabila menjadi member yaitu :
1. Tamu dapat merasa seperti berada di rumah keduanya.
2. Member memperoleh prioritas tinggi dari pihak hotel.
3. Member mendapatkan harga berbeda dibandingkan wisatawan non-member.
Yang dimaksud dengan merasa dirumahnya sendiri yaitu mereka dapat melakukan aktivitas layaknya seperti di rumahnya sendiri, seperti memasak, menciptakan menu baru untuk restoran, membuat lukisan yang nantinya dijadikan hiasan hotel, membeli souvenir yang nantinya dijual di souvenir shop.
Member juga dapat mengadakan special event di hotel tersebut contohnya mengadakan gathering party untuk staff hotel beserta keluarga. Gathering ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan kekeluargaan antara member dengan staff hotel, yang keseluruhan biaya pesta ditanggung oleh member.
Walaupun hotel ini menggunaan system membership, hotel ini juga memberikan kesempatan kepada wisatawan non-member untuk menginap di hotel ini. Melihat banyaknya permintaan pasar, maka mulai tahun 2006 Hotel Puri Indah Bali menyediakan sepuluh kamar dengan tipe Cottage dan empat kamar tipe Condominium untuk wisatawan non-member.
Menurut hasil wawancara dengan General Manager, tamu non-member yang menginap di hotel ini kebanyakan adalah tamu lokal Indonesia, Singapore, serta negara-negara dengan tingkat kesibukan tinggi. Tamu non-member yang menginap di hotel ini kebanyakan merupakan repeater guest yang sudah sering datang dan menginap sehingga untuk pemasaran hotel ini tidak terlalu tinggi kepada publik.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa eksistensi produk di Hotel Puri Indah Bali ini yaitu memiliki beberapa kamar dengan jumlah 22 unit, 18 unit Cottage 4 unit Kondominium dan juga Hotel Puri Indah Bali memiliki beberapa produk yang masih tetap ada selain penyewaan kamar yaitu Restoran, Hot Massage, Jacuzzi, Laundry Service, Rent Car dan Paket Wisata.
Analisis pasar di Hotel Puri Indah Bali yaitu system membership yang dikhususkan untuk orang jepang dengan range usia 50-70. Disamping itu, hotel ini juga menyediakan 10 kamar untuk wisatawan umum yang ingin menginap dan rata-rata wisatawan umum yang menginap di hotel ini adalah repeater guest yang sudah sering datang dan menginap.
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam pengembangan eksistensi produk dan analisis pasar di Hotel Puri Indah Bali ini yaitu:
1. Pemeliharaan gedung beserta kamar tamu dan alat operasional hotel dilakukan secara berkala.
2. Penambahan Pembangunan Cottage atau Kondominium pada lahan kosong, karena lahan hotel ini luas dan masih ada beberapa tempat strategis untuk dibangun.
3. Pemeliharaan alat kendaraan yang disewakan atau Rent Car.
4. Kerjasama dengan pihak-pihak pengelola DTW dan jasa wisata ditingkatkan.
5. Jalur lalu lintas menuju hotel diperbaiki agar dapat lebih mudah untuk menuju hotel dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah setempat.
6. Sebaiknya pihak manajemen hotel melebarkan pasarnya kearah pasar lokal agar eksistensi produk di hotel selalu berjalan baik.
7. Tetap diadakannya acara secara berkala agar member yang menginap di hotel ini mendapatkan hiburan.
8. Selalu memberikan pelayanan terbaik, cepat dan tanggap dalam melayani tamu baik member atau non member yang menginap di hotel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar